Senin, 20 Januari 2014

Kisah Anak Perkosa Ibu Kandung

Ibu Diperkosa Anak Kandung
Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah. Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri.
Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.

Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.

Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”
“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”

Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.
Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”

Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.

Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!

Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.

Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

Kisah Hantu Belau Di belayan

antu Belau
Hantu belau atau disebut “Belau” saja,oleh orang Tuana Tuha,termasuk jenis hantu hutan.Belau bukanlah hantu pemangsa manusia.Belau senang bermain-main dipinggir sungai atau rawa sambil mencari ikan sebagai makanan pokoknya.Menurut cerita belau senang mandi sambil bermain-main air layaknya anak kecil.Oleh karena itu bila kita menemukan jejak kaki di pinggir sungai berpasir atau rawa-rawa yang berlumpur seperti kaki anak-anak,maka dapat dipastikan itu adalah jejak kaki belau.Apalagi jari-jari kakinya hanya ada empat saja.Tidak seperti manusia betis belau menghadap kebelakang.

Dari penelusuran penulis pada cerita orang tua-tua,Belau adalah hantu nakal yang kerjanya menyesatkan manusia jika berada dalam hutan.Hingga saat ini dipercaya warga hantu belau masih ada dihutan-hutan pedalaman.Wujud belau sebenarnya seperti anak kecil berumur 5 tahun namun mempunyai wajah seperti orang yang sudah tua dengan rambut berwarna merah.Makhluk ini ada yang sendirian,ada juga yang berkelompok.Biasanya ia mempunyai banyak teman bermain sesamanya.Terdiri atas laki-laki dan perempuan layaknya manusia.Oleh karena itu ada yang menyebut belau ini sebagai jenis manusia kerdil(kurcaci).Namun demikian Belau dapat merubah wujud seperti manusia biasa.Untuk membedakannya dari manusia biasa dapat dilihat dari garis dibawah hidungnya.Bila tidak punya garis selayaknya manusia,itu berarti hantu belau.Hal inilah yang sering membuat orang tertipu karena belau dapat menyerupai orang-orang yang kita kenal.Lalu mengajak untuk masuk jauh kedalam hutan hingga orang yang diajak benar-benar tersesat.

Apalagi kalau si orang tersebut memang tersesat maka akan tambah disesatkan kearah berlawanan dari asal datangnya.Sering belau ini meniru suara seseorang dengan menyahuti jika orang yang tersesat memanggil-manggil nama temannya yang terpisah.Makin sering memanggil dan berteriak,belau pun makin sering menyahut seakan meminta agar menyusuri arah suara,sehingga orang yang tersesat tambah sesat dan berhari-hari berputar ditempat itu-itu juga.

Tidak hanya didalam hutan,belau juga bisa menyesatkan orang yang ada diperkampungan,korbannya kebanyakan anak kecil.Biasanya belau akan berubah wujud menjadi ayah,ibu,kakak,adik,atau orang yang dikenal oleh si anak.Lalu ia akan mengajak anak tersebut untuk masuk dalam hutan.Biasanya kejadian semacam ini terjadi pada sore hari.Si anak akan dibujuk masuk hutan dengan alasan mencari burung atau buah.Setelah masuk jauh dalam hutan sampai malam belau tidak akan mengantarnya pulang,tetapi meninggalnya sendirian disebuah pokok pohon besar sampai si korban ditemukan orang-orang yang mencarinya.Entah mana yang benar,Cerita lain menyebutkan,korban sebenarnya dikembalikan oleh belau,tapi disembunyikan dibalik pintu,dikolong tangga atau tempat tersembunyi lainnya.Korban yang ditemukan dari “penculikan” belau sering kali seperti orang yang kehilangan kesadaran.Dalam beberapa saat ia tidak mengenali orang tua mau pun saudara-saudaranya,dan sangat ketakutan.Seluruh tubuh korban penuh dengan lendir yang konon merupakan jilatan belau.Jari-jari tangannya seperti dianyam,namun dapat dikembalikan seperti mula setelah di rendam dengan air hangat.Bila dalam 3 hari orang yang disembunyikan tidak ditemukan maka akan selamanya hilang dibawa belau kealamnya.Oleh karena itu hingga sekarang orang tua menakut-nakuti anaknya agar tidak bermain-main pada sore hari saat keadaan remang-remang,khawatir dilarikan atau disembunyikan belau kedalam hutan.

Sebuah cerita dari ibuku tentang korban yang pernah di culik belau….
“Suatu sore seorang anak kecil bermain petak sembunyi (petak umpet) dengan teman-temannya.Keadaan waktu itu sudah hampir gelap.Ketika permainan berakhir anak-anak pun pulang kerumah masing-masing.Ketika itu seorang ibu panik karena anaknya hilang entah kemana.Semua teman sepermainannya pun ditanyai.Salah satu anak berkata bahwa ia melihat anak tersebut setelah selesai bermain diajak kakaknya kehutan.Anehnya si kakak yang dimaksud saat itu masih ada dirumah.

Beberapa warga yang ikut dalam pencarian itu memperkirakan bahwa si anak kemungkinan besar dibawa pergi oleh belau.Akhirnya pencarian kedalam hutan pun dilakukan oleh keluarga anak tersebut bersama warga lain.Semalam suntuk mereka mencari keberadaan si anak.Mereka berteriak didalam hutan malam itu sambil memanggil-manggil namanya.Namun sampai jauh kedalam hutan tidak ada jawaban juga.Bahkan sampai pagi hari pencarian itu dilakukan,tidak juga membuahkan hasil.Walau masih dalam suasana sedih kehilangan pencarian pun dihentikan.

Karena masih belum puas juga pihak keluarga si anak pun melakukan pencarian sendiri.Sampai tengah hari si anak tidak ditemukan.Akhirnya tanpa sengaja dengan terkejut ibu dari si anak menemukan anaknya itu dibalik pintu.Tubuhnya kotor,berlendir dan gemetar menggigil ketakutan.Bahkan ayah dan ibunya sendiri pun tak dikenalinya.Ramailah orang-orang berdatangan.Tak ketinggalan juga dukun kampung.Oleh dukun kampung itu si anak dimandikan air hangat untuk menghilangkan lendir ditubuhnya.Kemudian dibacakan mantra-mantra tertentu hingga si anak benar-benar sadar.
Setelah sadar si anak menceritakan bahwa kemarin sore ia diajak oleh kakaknya untuk mengambil buah dihutan.Setelah itu ia tidak ingat apa-apa lagi.

Menurut tetua kampung saat itu bahwa yang menyerupai kakak dari si anak tersebut diyakini sebagai hantu Belau.Masih menurut cerita mereka,apa yang dilakukan belau itu umumnya “terbalik”.Dalam arti Korban seperti dibawa kedalam hutan,padahal tidak.Biasanya korban hanya disembunyikan di balik pintu,lemari,kolong tempat tidur atau dibawah tangga rumah…

Nb:
Penulis menyadari sepenuhnya tidak bisa menjamin kebenaran cerita ini karena ada banyak versi yang berkembang.Percaya atau tidak,Yang pasti cerita semacam ini sejak zaman dahulu sudah ada ditengah-tengah masyarakat pedalaman,dan diturunkan dari generasi kegenerasi berikutnya.
Tentang kapan waktunya,penulis tidak tahu,..
Mungkin sebelum zaman Dinosaurus naik sepeda,.heheheeeeee…